Sabtu, 20 Desember 2014

Ketika nabi di tanya tentang orang tuanya

Pada suatu hari seseorang bertanya kepada القاضي ابو بكر ابن العربي ada seseorang lelaki yang mengatakan
Ayah nabi di dalam neraka...
Beliau menjawab lelaki itu ملعون dilaknat oleh allah, Kerna Allah berfirman ;

إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله ف الدنيا والآخرة و أعد لهم عذابا مهينا


Artinya: orang orang yang menyakiti Allah dan RasulNya meng laknat oleh Allah di dalam dunia dan akhirat
Dan Allah berjanji kepada mereka akan azab yg hina..
 

Dan tidak ada kepedihan yang lebih besar selain mengatakan ayahnya di dalam neraka
Bagai mana tidak padahal sungguh diriwayatkan oleh


 ابن منده وغيره عن أبي هريرة رضي الله عنه قال


Datang lah Sabi'ah binti Abu Lahab

 سبيعة بنت أبي لهب


kepada Rasulullah saw lalu dia berkata
 

"Ya rasul manusia berkata : bahwa sungguh engkau itu anak dari pada ahli neraka. Maka beliau berdiri
Dan beliau marah dan beliau berkata ; barang siapa yg menyakiti ku maka dia telah menyakiti Allah... "
 


Kaloe benar para wahabisme meng iktikad orang tua nabi masuk neraka Maka mereka telah menentang
Ayat-ayat Allah di dalam surat Al Ahzab


Mari renungkan hadits yang bertentangan dari hadits yang disampaikan Mykaana yang dijadikan alasan "pengkafiran" orang tua Nabi sehingga "masuk kedalam neraka"..
#pantaskah kita "mengkafirkan" ortu Nabi saw.,sedangkan Rasul saw MARAH ketika leluhurnya
dicap jahiliyah..
 

Imam Ath-Thobari menyebutkan hadits berikut yang telah ditakhrij oleh Abu Ali bin Syadzan dan juga terdapat dalam Musnad Al-Bazzar dari Ibu Abbas Ra, beliau berkata :
 

ﺩﺧﻞ ﻧﺎﺱ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﻴﺔ ﺑﻨﺖ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﻓﺠﻌﻠﻮﺍ ﻳﺘﻔﺎﺧﺮﻭﻥ

ﻭﻳﺬﻛﺮﻭﻥ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺻﻔﻴﺔ ﻣﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ

ﺗﻨﺒﺖ ﺍﻟﻨﺨﻠﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﺸﺠﺮﺓ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺍﻟﻜﺒﺎ ﻓﺬﻛﺮﺕ ﺫﻟﻚ ﺻﻔﻴﺔ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ

ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻐﻀﺐ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﻼﻻ ﻓﻨﺎﺩﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻘﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ

ﻓﻘﺎﻝ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺃﻧﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺃﻧﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺃﻧﺴﺒﻮﻧﻲ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ

ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﻗﺎﻝ ﻓﻤﺎ ﺑﺎﻝ ﺃﻗﻮﺍﻡ ﻳﻨﺰﻟﻮﻥ ﺃﺻﻠﻲ ﻓﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ

ﻷﻓﻀﻠﻬﻢ ﺃﺻﻼ ﻭﺧﻴﺮﻫﻢ ﻣﻮﺿﻌﺎ .

ﺩﺧﻞ ﻧﺎﺱ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﻋﻠﻰ ﺻﻔﻴﺔ ﺑﻨﺖ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﻓﺠﻌﻠﻮﺍ ﻳﺘﻔﺎﺧﺮﻭﻥ ﻭﻳﺬﻛﺮﻭﻥ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻓﻘﺎﻟﺖ ﺻﻔﻴﺔ ﻣﻨﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﺗﻨﺒﺖ ﺍﻟﻨﺨﻠﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﺸﺠﺮﺓ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺍﻟﻜﺒﺎ ﻓﺬﻛﺮﺕ ﺫﻟﻚ ﺻﻔﻴﺔ ﻟﺮﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻐﻀﺐ ﻭﺃﻣﺮ ﺑﻼﻻ ﻓﻨﺎﺩﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻘﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﻦ ﺃﻧﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺃﻧﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﺃﻧﺴﺒﻮﻧﻲ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﻗﺎﻝ ﻓﻤﺎ ﺑﺎﻝ ﺃﻗﻮﺍﻡ ﻳﻨﺰﻟﻮﻥ ﺃﺻﻠﻲ ﻓﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻧﻲ ﻷﻓﻀﻠﻬﻢ ﺃﺻﻼ ﻭﺧﻴﺮﻫﻢ ﻣﻮﺿﻌﺎ

“ Beberapa orang dari Quraisy datang kepada Shofiyyah binti Abdil Muththalib, lalu mereka saling membangga-banggakan diri dan menyebutkan perihal jahiliyyah. Maka Shofiyyah berkata “ Dari kalangan kami lahir Rasulullah Saw “,lalu mereka menjawab “ Kurma atau pohon tumbuh di tempat kotor “. Kemudian Shofiyyah mengadukan hal itu kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw marah dan memerintahkan Bilal berseru pada orang-orang untuk berkumpul, lalu Rasulullah Saw berdiri di atas mimbar dan bersabda “ Wahai manusia, siapakah aku ? mereka menjawab“ Engkau adalah utusan Allah. Kemudian Rasulullah bersabda lagi “ Sebutkanlah nasabku ! Mereka menjawab “ Muhammad bin Abdullah bin Abdil Muththalib “, maka Rasulullah Saw bersabda “ Ada apa satu kaum merendahkan nenek moyangku,
Maka demi Allah sesungguhnya nenek moyangku seutama-utamanya nenenk moyang dan sebaik-baik tempat (kelahiran).

Kita jauhkan sifat "memvonis" yang dapat menjadikan kita "kufri" terhadap apa yang kita voniskan.
Di dalam alqur'anulkarim dijelaskan..

 

ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻲﻥَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ

“dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”
 

Kedua orang tua Nabi wafat pada masa fatroh (kekosongan dari
seorang Nabi/Rosul). Berarti keduanya dinyatakan selamat. (ini jawaban paling aman).


  • عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لِأُمِّي فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي


    Dari Abi Hurairah radliyallaahu ’anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam : ”Sesungguhnya aku telah memohon ijin Rabb-ku untuk memintakan ampun ibuku, dan Ia tidak mengijinkanku. Namun Ia mengijinkan aku untuk menziarahi kuburnya” [HR. Muslim no. 976, Abu Dawud no. 3234, An-Nasa’i dalam Ash-Shughraa no. 2034, Ibnu Majah no. 1572, dan Ahmad no. 9686].
    Hadits tsb(yang anda sampaikan) diriwayatkan oleh Hammad.
    Bagaimana status Hammad sebagai perawi hadits?
    Imam Suyuthi menerangkan bahwa Hammad perowi hadits di atas diragukan oleh para ahli hadits dan hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Padahal banyak riwayat lain yang lebih kuat darinya seperti riwayat Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari Sa’ad bin Abi Waqosh :


     “ ﺍِﻥَّ ﺍَﻋْﺮَﺍﺑِﻲﺍًّ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍَﻳْﻦَ ﺍَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﻳْﻦَ ﺍَﺑُﻮْﻙَ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﻴْﺜُﻤَﺎ ﻣَﺮَﺭْﺕَ ﺑِﻘَﺒْﺮِ ﻛَﺎﻓِﺮٍ ﻓَﺒَﺸِّّﺮْﻩُ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺭِ ”

    Sesungguhnya A’robi berkata kepada Rasulullah SAW “ dimana ayahku ?, Rasulullah SAW menjawab : “ dia di neraka”, si A’robi pun bertanya kembali “ dimana AyahMu ?, Rasulullah pun menawab “ sekiranya kamu melewati kuburan orang kafir, maka
    berilah kabar gembira dengan neraka “
     

    Riwayat di atas TANPA menyebutkan ayah Nabi di neraka.
    Ma’mar dan Baihaqi disepakati oleh ahli hadits lebih kuat dari
    Hammad, sehingga riwayat Ma’mar dan Baihaqi harus didahulukan dari riwayat Hammad.
    #walloohu A'lam bishshowab
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar